Selain besaran THR yang cukup melegakan, hal yang menjadi perhatian penulis adalah pemberian THR melalui transaksi non tunai. Sebuah skema pembayaran yang telah dijalani sebagian besar Pemda di Indonesia termasuk Pemda Kabupaten Gorontalo beberapa tahun belakangan.
Skema non tunai yang dilakukan Pemda ini dengan merupakan sebuah penyesuaian atas perkembangan kemajuan teknologi. Walau terbilang terlambat, namun setidaknya memperlihatkan Pemerintah semakin responsif atas perkembangan teknologi.
Lebih jauh dari itu semua bahwa skema non tunai yang diterapkan Pemerintah merupakan sebuah "paksaan" atas revolusi termutakhir yang terjadi dengan alat sah pembayaran yang kita sebut UANG.
Tak seperti dulu disaat gaji ASN diberikan secara cash maka sekarang gaji ditransfer ke rekening masing-masing. Gaji bukan lagi berwujud benda berupa uang dalam bentuk koin dan uang kertas namun sudah berupa uang angka-angka dalam layar sebuah komputer serta angka-angka dalam cetakan buku rekening.
Dari sana Gaji atau Uang kemudian begitu cepat berpindah dari rekening seseorang kerekening lainnya ketika menggunakannya berbelanja online keperluan Ramadhan atau membayar sebuah tagihan melalui transaksi ATM.
Hanya sedikit dari kita semua menerima Uang dalam bentuk fisik.
Saat ini uang begitu mudah berpindah dari satu tempat ketempat lainnya dan kapanpun entah pagi siang atau malam selama jaringan internet tersedia.
Dengan kemampuan dan kecerdasan teknologi, kita bisa membeli sebuah barang secara online, memesan taksi bahkan maaf kata secara diam-diam mengirimkan uang kepada kekasih gelap.
Pelan tapi pasti uang dalam wujud fisiknya akan mulai kehilangan tempat dan pada akhirnya akan lenyap ditelan sejarah dan akan berganti dengan angka-angka yang kita sepakati dan yakini bersama. Semua orang akan menggunakan transaksi non tunai atau elektronik.
Untuk melihat Revolusi Uang kita bisa melihatnya sejak pertama kali Uang dibuat oleh sebuah kerajaan kecil di Eropa
Revolusi pertama uang terjadi bukan berasal dari negeri para dewa dan para pemikir Yunani namun dari sebuah kerajaan kecil bernama Lydia. Koin merupakan sebuah penemuan dan sumbangsih besar kerajaan mungil Lydia atas peradaban didunia.
Kejeniusan Raja Lydia dengan mencetak koin pertama pada tahun 640 SM meruntuhkan transaksi uang komoditas (biji cokelat, garam, gigi ikan paus, jagung dan lain lain) yang ada pada masanya.
Koin pertama dicetak dari elektrum yaitu campuran alamiah antara emas dan perak. Seukuran ruas ibu jari koin pertama ini kemudian diberi cap kepala singa untuk autentifikasi.
Pemberlakuan koin pertama ini kemudian menyebar dengan cepat dan memunculkan inovasi baru dalam kehidupan ekonomi manusia yaitu pasar eceran. Sebuah cikal bakal pola perniagaan modern.
Kemunculan koin dan pasar eceran mendorong masyarakat saat itu untuk terus melakukan inovasi termasuk dalam hal hitung menghitung. Sebelum ditemukan koin transaksi dengan uang komoditas begitu rumit namun dengan koin seseorang bisa membeli banyaj barang dengan beberapa keping koin saja.
Koin mengalami kejayaan dan kematiannya dizaman keperkasaan raja-raja Romawi. Meningkatnya kebutuhan atas koin dalam menjalankan kekuasaan yang besar membuat koin kehilangan nilainya pada masa itu.
Butuh 1000 tahun bagi kemunculan kembali ekonomi uang dizaman renaisans atau pencerahan ditangan para bankir legendaris dari Italia.Kata Bank diturunkan dari bahasa italia banco dan banque yanv berarti meja atau bangku pada era pencerahan segera meluas diseantero Eropa dan lainnya. Sebuah kata yang dipopulerkan oleh bankir-bankir pertama didunia dari Italia.
Transaksi non tunau pertama juga dimulai pada masa ini ketika surat wesel diberlakukan. Seorang pedagang mendatangi seorang bankir menukarkan uangnya dengan sebuah dokumen yang kemudian disebut wesel.
Penggunaan wesel ini menghapus hambatan yang sering ditemui seorang pedagang ketika membawa koin dalam jumlah besar.
Kelihaian para bankir Italia dalam mengelola bisnis baru ini kemudian melahirkan beberapa bankir kenamaan pada masanya.
Tahun 1422 secara resmi berdiri 72 Bank Internasional di Florensia Italia dan semuanya keluarga Medici merupakan pemain utama pada masa itu. Sebuah keluarga yang berasal dari keluarga bekerja dibidang medis dan farmasi.
Peran keluarga kaya Medici ini bisa dibilang penting pada era renaisans. Dengan kekayaaannya mereka membiayai sejumlah ekpsperimen dalam dunia akademis serta kemajuan dunia seni. Beberapa karya seni seperti patung Daud yang terkenal dibuat dimasa ini.
Dibidang akademis, lahirnya para bankir ini mendorong dengan cepat penemuan penemuan baru yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari utamanya dalam transaksi.
Secara responsif para bankir ini menggunakan angka arab yang diperkenalkan Leonardo Fibonacci pada tahun 1202, pengunaan angka nol yang diperkenalkan Nicolas Chuquet pada tahun 1484 serta salah satu sumbangsih paling berharga seorang ilmuwan muslim Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi dengan algoritma modernnya.
Temuan itu secara aplikatif digunakan dengan cepat oleh bankir karena lebih mudah digunakan dibandingkan angka Romawi yang begitu rumit digunakan. Lihat saja bagaimana temua Al Khwarizmi dengan sistem desimal canggih membuat seorang pedagang dan bankir dengan mudah menggunakannya.
Patut dicatat para bankir yang berjaya pada masa itu tak mempedulikan seruan kaum agamis yang mengatakan angka angka tersebut adalah angka yang mudah dipalsukan dan lebih senang menggunakan angka Romawi.
Era Uang Kertas
Dari catatan sejarah yang ada walaupun pencetakan uang kertas baru benar-benar memainkan perannya pada masa kolonial di Amerika Serikat namun cikal bakal penggunaannya diwilayah kerajaan Tiongkok. Marco Polo dan Ibn Batutah dalam catatan mereka mengatakan seorang pedagang yang masuk kewilayah Tiongkok harus menyerahkan semua koin dimilikinya dan menggantinya dengan lembaran-lembaran kertas dibuat dari pohon murbei. Ketika pedagang ini meninggalkan Tiongkok sisa lembaran kertas itu kemudian ditukarkan kembali dengan koin.
Penggunaan uang kertas pertama ini bisa efektif dilakukan saat itu dengan kekuatan pemerintah pusat yang kuat. Tahun 1273, Kublai Khan menyita semua koin emas dan perak penduduknya dan menggantinya dengan uang kertas.
Walau terbilang efektif, namun penggunaan uang kertas didunia dimulai saat penemuan kertas dan percetakan. Dan kesuksesan penggunaannya oleh Amerika Serikat. John Kenneth Galbraith menyatakan " jika sejarah perbankan komersil milik orang Italia maka sejarah uang kertas yang diterbitkan pemerintah adalah milik Amerika."
Era Uang Elektronik
Penemuan komputer dan internet menjadikan uang menemukan bentuk barunya. Komputer dan internet membuka dinding hambatan bagi laju peredaran dan pemakaian uang. Tidak hanya itu uang mendefinisikan kembali dirinya.
Bukan lagi sebagai alat pembayaran yang sah atas sebuah barang atau jasa, uang diera komputer dan internet manjadi komoditas itu sendiri. Kita bisa lihat uang diperdagangkan dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan orang mendapatkan keuntungan dan kerugian darinya.
Di era mileneal, uang baru kemudian muncul dan kita namakan uang virtual atau lebih familiar kita sebut e-Money. Ravolusi industri 4.0 memicu penggunaan uang baru ini semakin masif dan diterima diseluruh penjuru dunia.
Begitu banyak uang virtual yang digunakan didunia tanpa batas internet. Sebut saja beberapa yang terkenal paypall, webmoney, bitcoin, litecoin dan ratusan lainnya. Di Negara kita, beberapa bank yang sejak dulu menawarkan kartu kredit dan debit bisa digunakan transaksi didunia maya juga membuat beberapa bentuk uang baru dengan membuat beberapa kartu.
Kemajuan yang didapat tentu mengarahkan kita semua pada skema transaksi non tunai. Bahkan secara definitif pulsa telpon seluler saat ini juga bisa dikatakan sebagai uang karena bisa digunakan untuk berbelanja.
Bukan tidak mungkin uang yang kita kenal selama ini berupa uang koin dan kertas akan masuk dalam kotak usang sejarah dan menjadi barang antik kegemaran para kolektor.
Skema transaksi non tunai yang dijalankan beberapa Pemda hari ini merupakan rentetan dan bagian dari Revolusi Uang yang terjadi. Hanya saja disepanjang sejarahnya Uang yang semakin tidak terkendali ini selain memajukan kebudayaan manusia juga secara serampangan dan beringas bisa memberangus kebudayaan sendiri.
Oleh karena itu, hanya kebajikanlah yang mampu mengerem laju liar uang yang kita gunakan.
Sekian.....
Komentar
Posting Komentar