Langsung ke konten utama

Masrin Puluhulawa (MP)

 

Catatan Mingguan Ramdan Lapananda

Biasanya menulis tentang seseorang itu tidak gampang. Jangankan menulis biografi, menggambarkan seseorang dalam satu kalimat saja perlu banyak pertimbangan. Salah satunya adalah apakah kalimat itu bisa menyinggung perasaan atau kalimat itu terlalu berlebihan memberikan apresiasi.

Saya mencoba menulis tentang seseorang dengan pertimbangan yang matang dan penuh kehati-hatian. Semoga saja tulisan ini tidak menyinggung perasaan atau memuji terlalu berlebihan.

Saya akan menulis tentang teman saya. Masrin Puluhulawa. Kelahiran Tahun 1982 asal Pulubala dan senang sekali namanya disingkat MP. 

Karena teman dan sering jalan bersama sebagai Kasubag Perencana, saya tidak perlu mewawancarainya. Kalimat-kalimat yang saya kutip nanti adalah rekaman percakapan sehari-hari terjadi antara kami berdua.

Saya akan mendudukkan tulisan ini dalam konteks pekerjaan sebagai seorang perencana dan aktor pengelola keuangan. Ada alasan mengapa saya menulis tentang MP. Saya menulisnya karena awal tahun anggaran 2023 ini ada peristiwa yang dialami 2 teman saya lainnya yang kalau dikilas balik tahun 2022, MP adalah orang yang paling "menderita" sekaligus "menikmati" soal itu. Soal Pergeseran Anggaran!!

Saya bukan ahli fisiognomi yang bisa membaca karakter seseorang dari raut wajah. Tapi menurut pengamatanku, MP adalah lelaki pekerja keras yang memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan. Rasa tanggung jawab itu kemungkinan dia asah saat menjadi aparat Desa.

MP lahir  dari rahim birokrasi paling bawah. Yaitu pemerintahan Desa. Dari pengalamanku bergaul dengan beberapa aparat Desa yang telah lama mengabdi bagi bangsa ini , rata-rata mereka punya jiwa melayani sangat kuat dan punya rasa tanggung jawab yang tinggi. 

Apalagi dulu sekali, tak ada anggaran apapun yang bisa dikelola Desa. Mereka menjalankan pemerintahan dengan anggaran seadanya sebelum dana Desa dan ADD diberikan Pemerintah. Mereka adalah para pekerja ikhlas. Mereka adalah pekerja militan.

Yang pasti orang seperti MP adalah orang lapangan, tipikal ujung tombak keberhasilan kebijakan yang dikeluarkan para penguasa di Negeri ini.

Karenanya ketika bertemu dengan saya saat menceritakan kendala pribadinya setelah menjadi Kasubag Perencana yang perlu beradaptasi dan belajar lebih banyak lagi saya memahaminya.

MP harus beradaptasi dalam dua hal menurut saya. Pertama, MP harus mulai membiasakan diri untuk pekerjaan dibelakang meja. Bukan hanya bekerja rutin dengan segala macam administrasi recehan namun pada saat bersamaan belajar regulasi dan memikirkan rencana kerja setiap tahunnya serta mengontrol eksekusinya agar sesuai aturan.

Dan itu tidak mudah dijalankan. Tidak semudah terucap dari mulut yang penuh khilaf dan dosa ini.

Kedua MP harus belajar beradaptasi dengan presure pekerjaan yang begitu tinggi. Dan selama hampir setahun ini MP mulai beradaptasi dan mulai menemukan ritme pekerjaannya walaupun sebagai manusia biasa MP kadang berada pada titik menyerah akan segera meninggalkan pekerjaan sebagai perencana.

Salah satu pengalaman yang berkesan bagi MP pribadi adalah soal pergeseran anggaran. Saya tahu betul soal ini karena beliau selalu berkonsultasi dan bertukar pikiran bagaimana duduk soal pergeseran ini dari sudut aturan dan implementasinya.

Dikalangan kami perencana Kecamatan kami berseloroh MP kami daulat menjadi Menteri Pergeseran Tahun 2022. Seloroh itu secara kebetulan jika disingkat sama persis dengan singkatan namanya. MP (Menteri Pergeseran). 

Selama Tahun 2022, MP banyak melakukan pergeseran anggaran yang menurut saya tidak biasa dan harusnya tidak dilakukan. 

Saya pernah menyarankan beliau untuk mempelajari lebih banyak pasal pergeseran anggaran yang diatur dalam PP nomor 12 Tahun 2019 dan Permendagri Nomor 77 Tahun 2020. 

Pengalaman telah mengajarkan banyak hal kepada MP. Harapan saya pengalaman tahun 2022 tidak terjadi lagi. Bahwa pergeseran anggaran sudah diatur dengan rigid dalam dua aturan diatas. 

Saya kira MP juga akan sedikit susah melakukannya lagi tahun ini karena kebijakan Pemda Kabupaten yang mulai menggunakan SIPD sebagai aplikasi penatausahaan keuangan daerah.

Sekilas, SIPD ini secara penuh, taat dan implementatif menjalankan semua pasal yang diatur dalam peraturan yang mengatur penatausahaan keuangan termasuk soal pergeseran anggaran. 

Oleh SIPD, gerakan-gerakan tambahan mubazir yang dilakukan oleh orang-orang semacam MP ditahun 2022 tidak diberikan ruang gerak yang leluasa. Jejaknya akan terekam dengan jelas. Walaupun pergeseran anggaran itu "halal" namun secara teknis perlu dilakukan sangat hati-hati.

Karena begitu taat dan patuh terhadap aturan, SIPD ini konon ditolak oleh banyak Pemda. Mungkin karena belum terbiasa dan mengubah budaya kerja juga tidak segampang membalikkan telapak tangan.

Menurut penjelasan Dirjen Bina Keuda Kemendagri Agus Fatoni dalam sebuah diskusi ada beberapa keuntungan jika Pemda mulai menggunakan SIPD. Salah satunya adalah penghematan yang bisa dirasakan pemda dalam penggunaan kertas.

Fatoni mencontohkan  mencontohkan harga satu rim kertas di Jawa Barat sebesar Rp 57.400 pada 2021. Dengan menggunakan SIPD, estimasi penghematan anggaran kertas Pemprov Jawa Barat untuk proses penatausahaaan sebesar Rp 16 miliar atau 17,76 persen dari total belanja alat tulis kantor (ATK) tahun anggaran 2021.

Jika diasumsikan menggunakan persentase yang sama secara nasional, maka biaya penghematan kertas se-Indonesia sebesar Rp 816 miliar. Ini hanya untuk penatausahaan saja belum untuk modul perencanaan, penganggaran dan Aklapnya. Penghematan itu bisa dikalikan empat.

Belum lagi penghematan lainnya seperti penghematan perjalanan dinas, pembuatan aplikasi hingga berkurangnya kebutuhan SDM yang terlibat dalam pengelolaan keuangan. 

Pelan tapi pasti, semua aktor keuangan akan beradaptasi dengan aplikasi ini. Termasuk saya dan MP. Budaya kerja baru akan mulai diterapkan. Semua akan dilakukan dengan serba online dan serba cepat. SIPD sudah disiapkan menjadi satu satunya aplikasi umum yang digunakan baik dalam perencanaan, penganggaran, penatausahaan hingga Pertanggung Jawaban.

Note : 

1. Banyak kutipan percakapan antara saya dan MP sengaja saya tidak ungkapkan dan menjaga rahasia kami berdua. Biarkan hanya saya, MP dan Tuhan  yang tahu.

2. Tulisan ini terburu-buru saya selesaikan karena masih banyak pekerjaan yang menumpuk yang perlu saya selesaikan

Komentar