Catatan Harian Ramdan Lapananda
Bank Indonesia telah menerbitkan White Paper tentang digital rupiahatau rupiah digital pada 30 Nopember 2022 lalu. Ini adalah pengumuman dan sosialisai resmi pertama BI kepada publik bahwa kedepan bangsa ini akan punya uang dalam bentuk digital, Rupiah Digital.
Sesungguhnya ini bukanlah kebijakan yang mengagetkan dan bukan pertama didunia. beberapa Negara bahkan sudah menggunakan uang dalam bentuk digital. BI kemungkinan besar merespon perkembangan zaman dengan kebijakan ini dalam sebuah proyek yang diber nama proyek Garuda.
Bagi anda yang masih bingung apa sebenarnya rupiah dalam bentuk digital itu mari simak penjelasan singkat yang saya lansir dari situs CNBC
1. Beda dengan Rupiah Kartal
Penerbitan rupiah digital ini hanya ada sedikit perbedaan dengan rupiah kartal, yaitu sebatas pada sisi formatnya. Dari sisi nominal, bentuk, gambar, hingga ornamen lain yang ada di uang itu akan sama saja dengan uang kertas atau logam. Hanya bentuknya saja yang digital.
Uang koin dan kertas seribuan itu bisa kita bayangkan bentuknya dalam rupa digital.
2. Teknologi Blockchain atau DLT
Uang digital yang dienkripsikan dan dicatat dalam Khazanah Rupiah Digital nantinya akan memanfaatkan teknologi blockchain atau distributed ledger technology (DLT). Distribusi itu akan dilalukan melalui lembaga jasa keuangan besar, baik bank maupun non-bank, yang akan ditunjuk secara terbatas oleh BI sebagai wholesaler.
Setelah para wholesaler ini siap dari sisi sistem maupun infrastruktur digitalnya untuk mulai mendistribusikan dan mentraksasikan rupiah digital, maka mereka selanjutnya akan menerima mandat dari BI untuk menjadi retailer dan memberi pelayanan langsung bagi masyarakat yang ingin menggunakan rupiah digital.
3. Tidak Hanya Sebagai Alat Transaksi
BI tidak hanya mendesain rupiah digital sebatas sebagai alat transaksi mata uang masyarakat saja sebagaimana rupiah kertas. Melainkan juga dapat digunakan untuk transaksi skala besar lainnya hingga operasi moneter BI itu sendiri.
Tapi, setelahnya, akan diperluas untuk transaksi di pasar keuangan, termasuk operasi moneter, transaksi pasar valas, dan transaksi pasar uang, baik yang bersifat collateralized maupun uncollateralized, serta transaksi outright atau repo.
Terakhir, tahapannya adalah wholesale dan ritel secara end to end. Dalam tahapan ini cakupan akses yang terbuka untuk publik dan didistribusikan untuk transaksi ritel mulai dari pembukaan rekening rupiah digital, hingga dompet digital untuk berbagai kepentingan transaksi.
4. Tahapan Penerbitan Rupiah Digital
Belum ada kepastian kapan rupiah digital ini akan diterbitkan karena setelah white paper BI masih akan menerbitkan Consultative Paper dari Proyek Garuda yang ditargetkan pada Semester I - 2023
5. Bisa Digunakan Untuk Transaksi Barang hingga Metaverse
Tidak hanya dapat menjadi alat tukar untuk barang-barang berbentuk fisik, melainkan juga dapat digunakan untuk belanja non fisik.
Belanja non fisik ini memperluas fungsi rupiah yang tidak bisa dilakukan uang kartal. Ini karena rupiah digital dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah pada instrumen web.3.0.
Web 3.0 itu sendiri adalah layanan internet generasi paling terbaru di mana peranan pengguna internet itu sendiri menjadi semakin besar dalam ruang digital. Maka aset seperti Bitcoin Cs menjadi bagiannya, sama seperti metaverse.
6. Tidak Menambah Jumlah Uang Rupiah yang Beredar
Bank Indonesia telah memiliki desain pendistribusian rupiah digital dari mulai tingkat wholesaler atau para pedagang besar baik bank maupun non-bank, hingga ke tahap ritel atau masyarakat secara luas. Pendistribusian ini dipastikan tidak akan memengaruhi jumlah peredaran rupiah hingga menekan nilai tukarnya.
7. Sudah Mengantisipasi Risiko Siber hingga Risiko Sistemik
BI telah telah memetakan risiko-risiko keamanan sistem informasi yang bersifat lazim terhadap rupiah digital. Dengan demikian, standar keamanan juga diterapkan pada Digital Rupiah. Standar tersebut terdiri dari manajemen identitas dan akses (autentikasi dan otorisasi), manajemen keberlangsungan bisnis, manajemen security patching, pengelolaan insiden, dan manajemen siklus pengembangan.
Risiko sistemik dalam penerbitan rupiah digital ini pun telah diperhitungkan, diantaranya dengan memperkuat Supervisory Technology (Suptech). Risiko juga dapat muncul dari interdependensi dalam platform Digital Rupiah yang bersifat sistemik, ini dihadapi dengan penguatan permodalan, melalui modal minimum, systemic capital surcharge, serta penetapan bantalan likuiditas yang lebih prudent.
Dari sisi moneter, penerbitan Digital Rupiah menurut BI secara inheren memiliki dampak moneter yang netral. Ini karena rupiah digital hanya mengubah komposisi dalam kewajiban moneter Bank Indonesia tanpa mengubah ukuran neraca Bank Indonesia. Di samping itu, Digital Rupiah juga tidak memberikan remunerasi (non-interest bearing) kepada pemegangnya.
Itulah 7 fakta tentang rupiah digital yang secara pasti akan kita miliki bersama.
Rencana penerbitan rupiah digital ini memperkuat ungkapan klise yang sering kita dengar bahwa uang koin dan kertas pelan tapi pasti sedang menggali kuburannya sendiri.
Ini adalah sebuah revolusi uang yang selalu terjadi sepanjang sejarah perkembangannya. Dari uang berbentuk barang, uang koin, uang kertas hingga uang elektronik yang mulai berkembang saat ini, Uang selalu saja menulis sejarahnya sendiri.
Perkembangan teknologi internet memaksa uang setidak-tidaknya manusia untuk lebih adaftif dalam penggunaan uang.
Data januari 2022 yang dirilis Bank Indonesia menggambarkan bagaimana transaksi menggunakan uang tunai mulai berkurang. Penggunaan uang tanpa Fisik atau secara digital naik 66,66% atau mencapai 36 Trilyun.
Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya saya sering mengatakan, dalam bentuk digitalnya uang saat ini nyaris membuka semua pintu surga sekaligus membuka pintu Neraka.
Dengan menggunakan smartphone anda, uang bisa digunakan kapan saja dan dimana saja. Anda bisa memesan kuliner dimalam hari bahkan layanan pijat mesum dengan sekali klik. Bahkan pulsa handphone anda juga sudah mengkonversi diri menjadi uang dalam artian sebagai alat transaksi.
Bisa jadi rupiah digital yang baru mau diluncurkan kita anggap baru tapi suatu saat nanti rupiah digital akan kembali menjadi usang dimakan sejarah. Karena uang adalah sesuatu yang unik yang merevolusi dirinya sendiri.
Tak ada yang bisa menghentikan derap maju revolusinya. Hanya kebijaksanaan manusialah yang bisa memperlambatnya.
Penulis adalah Kasubag Perencanaan dan Keuangan Kantor Camat Mootilango
Komentar
Posting Komentar