Oleh : Ramdan Lapananda
Racun arsenik dan sianida dua-duanya pembunuh paling top. Sekali membunuh bisa buat geger seantero negeri. Cara kedua racun ini membunuh juga sangat mengerikan.
Racun Arsenik pembunuh berdarah dingin. Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna. Pokoknya sulit dideteksi. Ketika masuk lewat tenggorokan, senyawa kimia berbahaya ini akan merusak sel darah merah dan ginjal. Dengan takaran berlebihan seseorang yang diracuni akan kolaps dalam beberapa jam.
Itu yang terjadi pada aktivis HAM Munir ketika dibunuh menggunakan racun ini. Menurut penyelidikan beberapa pakar, racun dalam bentuk bubuk ditaburkan dalam makanan Munir sehingga akibat fatalnya terjadi beberapa jam kemudian bukan seketika.
Lain dengan racun arsenik, Sianida juga adalah pembunuh top lainnya. Kasus kopi Mirna adalah yang paling heboh. Menyita perhatian publik berbulan bulan lamanya.
Sianida ini kebalikannya dengan Arsenik. Dia pembunuh paling kejam dan kentara. Orang yang menelan racun ini akan mati hanya dalam hitungan menit saja. Lihat saja bagaimana Almarhum Mirna mati mengenaskan dalam hitungan menit.
Kedua racun ini kembali menghebohkan kita semua karena ulah anak paling durhaka tahun ini. Dhio Daffa, nama yang bagus untuk perbuatan jahatnya.
Mungkin orang ini lebih durhaka dari Malin Kundang. Dhio meracuni ayah, Ibu dan kakaknya dengan sianida. Motifnya aneh. Sakit hati karena menjadi tulang punggung keluarga.
Lelaki berumur 21 Tahun dua kali coba meracuni keluarganya. Pertama dengan racun arsenik namun tidak berhasil. Mungkin takarannya tidak pas sehingga percobaan pembunuhan gagal.
Baru kemudian, dengan Sianidalah keluarga itu tewas semua. Saya menduga, Dhio mencari jalan singkat dan menjadikan kasus-kasus sebelumnya sebagai referensi untuk membunuh.
Kasus pembunuhan dengan Sianida ini cukup memprihatinkan karena terus terjadi sejak kasus Kopi Mirna. Dua tahun lalu saya pernah menulis soal mantan kekasih seorang Polisi yang sakit hati karena mantannya ini lebih memilih menikahi wanita lain.
Wanita malang itu kemudian menggunakan Sianida dengan cara diam-diam. Mencampurkan sianida dalam sate kemudian dikirimkan dalam bentuk paket kiriman ke mantan kekasihnya.
Bukan Polisi itu yang tewas namun keluarga ojek online yang mengantarkan paket. Oleh Polisi paket itu dikembalikan karena merasa tidak pernah memesan sate.
Ojol yang khilaf itu kemudian membawa paket kerumahnya dan menghidangkan kepada Istri dan anaknya. Akibatnya sangat fatal. Mereka mati seketika.
Kita tidak ingin kasus-kasus seperti ini terulang kembali. Beberapa pemerhati Negeri ini menyarankan bagaimana peredaran Sianida diperketat.
Racun ini bisa kita temukan secara bebas dijual online. Harganyapun tidak mahal. Dhio dan wanita sate sianida juga membelinya secara online.
Perlu aturan yang tegas dan ketat. Aturan yang paling tisak meminimalisir munculnya anak-anak durhaka lainnya dengan sianida ditangannya.
Komentar
Posting Komentar