Langsung ke konten utama

Kamar 1710

 

Catatan Harian Ramadhan eL

Kasubag Perencana dan Keuangan Kantor Camat Mootilango



Dari 92 video yang telah diproduksi secara amatir, tema yang viral adalah tentang kebaya merah. Sang wanita yang berperan sebagai resepsionis hotel menggunakan kebaya merah dalam adegan video mesum murahan itu.

Terlanjur viral, saya mencoba mencari video tersebut dan ketemu. Menurut Polisi, durasinya sekitar 16 menit namun saya menemukan versi 2 menitan saja. 

Saya  menontonnya beberapa detik itupun kalau anda percaya.Saya tidak menyarankan anda mencari video tersebut. Tak ada alasan untuk anda mencarinya.

Polisi dengan mudah mengidentifikasi pasangan mesum itu dengan dua petunjuk. Pertama kebayanya, kedua tato mahkota ditangan kiri pria yang terekam berulang kali.

Pria itu berinisal ACS kelahiran Surabaya dan perempuan berinisial AH kelahiran Malang. Keduanya sudah ditangkap.

Video viral kebaya merah tersebut dibuat disalah satu hotel di Surabaya. Tapatnya dikamar 1710 lantai 10. Karena temanya tentang resepsionis hotel berkebaya merah, pihak hotel meminta nama hotel dirahasiakan.

Permintaan itu kemungkinan untuk menjaga citra. Tapi permintaan itu menurut saya lucu juga. Bukankah hotel selama ini menjadi TKP banyak perkara mesum di Negara ini. Citra apa yang mau dijaga?

Bukankah pada prakteknya tempat hiburan dan hotel selama ini menjadi tempat untuk melakukan perbuatan asusila? Bukankah pengelola hotel tidak punya perbuatan pencegahan awal yang ketat untuk tidak memperbolehkan perbuatan para pendosa itu?

Video dibuat karena ada permintaan pasar. Tema yang dipilih juga sesuai keinginan pemesan. Setiap video dibanderol Rp 750 ribu. Angka yang menurut saya sangat merendahkan martabat manusia.

Polisi sedang menyelidiki para pemesan video dari pasangan ini. Beberapa pihak yang ada dalam video juga akan diburu. Karena selain tema resepsionis, ada juga tema lain termasuk tema 1 lawan 3. Tema yang membuat khayalan anda dan saya kemana-mana.

Kita bisa menebak alasan klasik pasangan ini ketika ditangkap. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Alasan yang tidak bisa diterima masyarakat yang berbudaya seperti Indonesia. Dari sisi ini tak ada pembelaan untuk keduanya.

Namun mari kita lihat dari sisi permintaan pasar. Mereka ada karena permintaan pasar  yang tinggi. 

Orang dari kelas bawah sampai atas tidak mengenal profesi apapun masih senang memanjakan matanya dengan video bejat seperti yang mereka suguhkan.

Tahun ini kita dihebohkan dengan anggota DPR yang tertangkap kamera sedang menyantap film "begituan" diruang rapat terhormat.

Apa sebenarnya yang dicari hingga membuat orang terjebak dalam kenikmatan mata sesaat?

Menurut Sigmund Freud, seks bukan hubungan intim biologis semata namun juga bermuara pada peredaan tegangan yang didapatkan dalam keseharian. Menyantap video syur bisa jadi adalah upaya untuk meredakan ketegangan karena stres dalam pekerjaan.

Upaya itu dilakukan untuk mendapatkan kebahagiaan yang instan. Kebahagiaan instan yang akan membuat seseorang menjadi kecanduan. Pada level candu berat maka orang akan mencarinya dalam keadaan apapun, termasuk saat yang tidak tepat untuk menontonnya.

Pengaruh buruk video syur tidak bisa kita bantah lagi. Deretan kasus sudah terbukti karena kecanduan. 

Baru seminggu yang lalu di Kabupaten Bogor heboh 5 remaja tanggung berumur belasan tahun yang memperkosa 2  anak remaja perempuan. Ketika ditangkap, dengan jelas mereka mengatakan bahwa melakukannya karena sering menonton video porno.

Pemerintah sudah melakukan banyak cara untuk menghentikan atau paling tidak mengurangi dampak buruknya. 

Mulai dari memblokir semua situs porno didunia maya hingga melakukan edukasi kepada masyarakat.

Perlu kerjasama semua pihak dan terus menerus agar moral bangsa tetap terjaga dan tidak terkikis oleh dari tayangan-tayangan  super bejat yang menurut saya sendiri sangat menjijikkan.

Komentar