Penulis : eL Ramadhan
Syukur Alhamdulillah Tunjangan Hari Raya untuk ASN tahun ini telah dibayarkan. Dengan level kegembiraan masing-masing, tentu THR akan sangat bermanfaat bagi ASN dan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan yang selalu meningkat menjelang lebaran.
Bukan besaran THRnya hal yang menjadi perhatian penulis namun transaksi non tunai yang sudah menjadi kebijakan seluruh Pemda ditanah air dalam pembayarannya.
Skema non tunai yang dilakukan Pemda ini dengan merupakan sebuah penyesuaian atas perkembangan kemajuan teknologi. Walau terbilang terlambat, namun setidaknya memperlihatkan Pemerintah semakin responsif atas perkembangan teknologi.
Lebih jauh dari itu semua bahwa skema non tunai yang diterapkan Pemerintah merupakan sebuah "paksaan" atas revolusi termutakhir yang terjadi dengan alat sah pembayaran yang kita sebut UANG.
Dulu sekali gaji ASN diberikan secara cash, sekarang gaji ditransfer ke rekening masing-masing. Gaji bukan lagi berwujud benda berupa uang dalam bentuk koin dan uang kertas namun sudah berupa uang angka-angka dalam layar sebuah komputer serta angka-angka dalam cetakan buku rekening.
Dari sana Gaji atau Uang kemudian begitu cepat berpindah dari rekening seseorang kerekening lainnya ketika menggunakannya berbelanja online keperluan Ramadhan atau membayar sebuah tagihan melalui transaksi ATM.
Hanya sedikit dari kita semua menerima Uang dalam bentuk fisik.
Saat ini uang begitu mudah berpindah dari satu tempat ketempat lainnya dan kapanpun entah pagi siang atau malam selama jaringan internet tersedia. Uang saat ini nyaris membuka semua pintu surga sekaligus melebarkan pintu Neraka.
Dengan kemampuan dan kecerdasan teknologi, kita bisa membeli sebuah barang secara online, memesan taksi bahkan maaf kata secara diam-diam mengirimkan uang kepada kekasih gelap.
Pelan tapi pasti uang dalam wujud fisiknya akan mulai kehilangan tempat dan pada akhirnya akan lenyap ditelan sejarah dan akan berganti dengan angka-angka yang kita sepakati dan yakini bersama. Semua orang akan menggunakan transaksi non tunai atau elektronik. Semua akan dipaksa akan menggunakannya, karena sejak dibuat, Uang senantiasa merevolusi dirinya.
Untuk melihat Revolusi Uang kita bisa melihatnya sejak pertama kali Uang dibuat oleh sebuah kerajaan kecil di Eropa
Revolusi uang bisa kita baca dari banyak literatur. Salah satunya dari buku berjudul The History of Money karya Jack Weatherford. Walau bukan seorang ekonom, namun karya antropolog budaya asal Macalleseter College ini secara ringkas jelas menguraikan bagaimana uang berevolusi dan mempengaruhi jantung kehidupan manusia.
Revolusi pertama uang terjadi bukan berasal dari negeri para dewa dan para pemikir Yunani namun dari sebuah kerajaan kecil bernama Lydia. Koin merupakan sebuah penemuan dan sumbangsih besar kerajaan mungil Lydia atas peradaban didunia.
Kejeniusan Raja Lydia dengan mencetak koin pertama pada tahun 640 SM meruntuhkan transaksi uang komoditas (biji cokelat, garam, gigi ikan paus, jagung dan lain lain) yang ada pada masanya.
Koin pertama dicetak dari elektrum yaitu campuran alamiah antara emas dan perak. Seukuran ruas ibu jari koin pertama ini kemudian diberi cap kepala singa untuk autentifikasi.
Pemberlakuan koin pertama ini kemudian menyebar dengan cepat dan memunculkan inovasi baru dalam kehidupan ekonomi manusia yaitu pasar eceran. Sebuah cikal bakal pola perniagaan modern.
Kemunculan koin dan pasar eceran mendorong masyarakat saat itu untuk terus melakukan inovasi termasuk dalam hal hitung menghitung. Sebelum ditemukan koin transaksi dengan uang komoditas begitu rumit namun dengan koin seseorang bisa membeli banyaj barang dengan beberapa keping koin saja.
Koin mengalami kejayaan dan kematiannya dizaman keperkasaan raja-raja Romawi. Meningkatnya kebutuhan atas koin dalam menjalankan kekuasaan yang besar membuat koin kehilangan nilainya pada masa itu. Raja-raja Romawi klasik mulai mengurangi nilai koin hingga kemudian benar-benar tak berharga sama sekali dan membawa masa setelahnya pada abad yang kita kenal dengan abad kegelapan.
Butuh 1000 tahun bagi kemunculan kembali ekonomi uang dizaman renaisans atau pencerahan ditangan para bankir legendaris dari Italia.
Penemuan komputer dan internet menjadikan uang menemukan bentuk barunya. Komputer dan internet membuka dinding hambatan bagi laju peredaran dan pemakaian uang. Tidak hanya itu uang mendefinisikan kembali dirinya.
Bukan lagi sebagai alat pembayaran yang sah atas sebuah barang atau jasa, uang diera komputer dan internet manjadi komoditas itu sendiri. Kita bisa lihat uang diperdagangkan dari satu mata uang ke mata uang lainnya dan orang mendapatkan keuntungan dan kerugian darinya.
Di era mileneal, uang baru kemudian muncul dan kita namakan uang virtual atau lebih familiar kita sebut e-Money. Ravolusi industri 4.0 memicu penggunaan uang baru ini semakin masif dan diterima diseluruh penjuru dunia.
Begitu banyak uang virtual yang digunakan didunia tanpa batas internet. Sebut saja beberapa yang terkenal paypall, webmoney, bitcoin, litecoin dan ratusan lainnya. Di Negara kita, beberapa bank yang sejak dulu menawarkan kartu kredit dan debit bisa digunakan transaksi didunia maya juga membuat beberapa bentuk uang baru dengan membuat beberapa kartu.
Kemajuan yang didapat tentu mengarahkan kita semua pada skema transaksi non tunai. Bahkan secara definitif pulsa telpon seluler saat ini juga bisa dikatakan sebagai uang karena bisa digunakan untuk berbelanja.
Bukan tidak mungkin uang yang kita kenal selama ini berupa uang koin dan kertas akan masuk dalam kotak usang sejarah dan menjadi barang antik kegemaran para kolektor.
Skema transaksi non tunai yang dijalankan beberapa Pemda hari ini merupakan rentetan dan bagian dari Revolusi Uang yang terjadi. Hanya saja disepanjang sejarahnya Uang yang semakin tidak terkendali ini selain memajukan kebudayaan manusia juga secara serampangan dan beringas bisa memberangus kebudayaan sendiri.
Sekian.....
Komentar
Posting Komentar